Segera Laksanan Penebusan Melik Apit Wangke, Ketika Ada Kadengan Di Kelamin
Dunia niskala tentang melik apit wangke memang selalu menyisakan cerita yang kadang aneh, tidak masuk akal, tapi kenyataan tak bisa diingkari ketika semua nasib buruk itu mulai menghampiri.
Tidak sedikit orang meboye tentang hal niskala, ketika masih sehat sehat saja, kantong tebel dan banyak duitnya. Tapi apa daya terkadang semua itu tidak ada gunanya, ketika sang maha waktu karma buruk sudah mulai datang.
Misalnya seperti salah satu cat ini, yang konsultasi secara online. Awalnya dia tak percaya, tapi ketika teman temannya yang berisi kadengan apit wangke, pasangan hidupnya satu persatu meninggal.
Dengan terpaksa ia percaya, dan melaksanakan penebusan. Semoga acara penebusan teman kita ini tidak terlambat.
Serta teman2 yang punya kadengan apit wangke ( Kadengan di Kelamin Pria Atau Wanita ), jangan ikut ikutan seperti kisah ini. Kasihan pasangan hidupnya, menjadi “tumbal dari melik apit wangke” yang teman teman bawa dari ciri kehidupan pribadi. Jangan korbannya pasangan, hanya karena ego pribadi. Anak lingsir kita sering bilang “Mobeye Menadi Sengkala”.
APA SEBENARNYA MELIK APIT WANGKE ???
ORANG POSITIF MELIK APIT WANGKE “ Pembunuh Niskala” Pasangan Hidupnya
Segera Sadari & Antisipasi “ Bedikan Moboye “ Sebelum Jadi Penyesalan
Begitu banyak pesen di WA yang menanyakan tentang Melik Apit Wangke kepada kami. Berkait dengan itu saat ini kami akan persembahkan sebuah artikel dengan judul “ Orang Positif Melik Apit Wangke Pembunuh Pasangan hidupnya”.
Sebenarnya apa itu Melik Apit Wangke? Apa yang harus dilakukan untuk menetralisirnya, ketika kita positif Melik Apit Wangke? Silahkan baca baik baik penjelasannya, segera lah sadar dan antisipasi sebelum ajal kematian itu datang.
Menurut sarinin sastra sastra Hindu dan tetuah orang tua terdahulu, Melik Apit wangke merupakan sebuah melik yang berawal dari sebuah kutukan wanita yang tersakiti hatinya. Diceritakan dalam sastra, dulu ada pasangan suami istri yang mengalami masalah dalam keluarganya.
Wanita ini sungguh malang nasibnya, mempunyai anak 12 orang dan tidak dinafkahi oleh suaminya. Hidup dengan status suami istri namun selama 20 tahun tidak dinafkahi & suaminya juga doyan selingkuh. Selalu gonta ganti pasangan sehinggu wanita ini sampai ke puncak kesabarannya.
Maka ketika itu, disaat malam yang sunyi dan diiringi suara jangkrik dan sesekali anjing desa terdengar mengaung dia mengutuk suaminya. Ini isi kutukanya ( kami tulis dalam bahasa Indonesia, biar gampang dimengerti ) : Hai..suamiku. aku adalah wanita malang yang telah kau sakiti bertahun tahun. Kau tidak pernah menghargai aku sebagai wanita. Padahal kau sendiri terlahir dari rahim seorang wanita.
Maka disaksikan oleh penguasa kegelapan malam ini. Saya mengukutukmu tidak akan pernah bahagia jika menjalin cinta dengan siapapun. Dan jika sampai engkau menikah, dengan wanita lain maka pasanganmu akan segera binasa/mati.
Sebagai pertanda kutukan itu, dikelaminmu akan ada pertanda sebuah titik hitam, yang disebut Apit Wangke. Serta siapun kelak yang mempunyai tanda ini dikelaminnya baik wanita atau pun pria, jika mereka tidak ingat dengan kisah kesetian cinta ini. Maka ia akan mengalami kutukan yang sama. Sebelum ia melaksanakan penebusan di Ajeng Bhatari Ratu Niang Dasar Sarinin Gumi “.
Jadi teman2 pembaca yang cerdas, itulah sebuah kisah yang mendasari maut dan kematian pasangan hidup orang yang positif Melik Apit Wangke. Jika dicerna dengan logika, terasa kurang masuk akal kan??
Tapi urusan niskala memang bukan harus yang dicerna dengan logika. Karena kalau ada orang yang melogikan hal niskala, ia akan mengalami kehancuran bathin. Hal niskala harus dipahami dengan keyakinan dan rasa tulus menjalankan ajaran agama yang diisyaratkan oleh leluhur leluhur kita terdahulu.
Percaya tidak percaya, di Gedong Suci Usadha Agung Bali Niskala, linggih Ida Bhatari Sakti Turun Kabeh sudah ratusan orang yang melaksanakan penebusan melik ,khususnya melik apit wangke.
Kenapa? Karena mereka tau tentang hal niskala yang patut mereka tempuh dan 70 % dari yang datang melaksanakan penebusan Melik Apit Wangke kebanyakan sudah menjanda dan menduda. Ada yang berpisah karena selisih paham, ada ada juga cerai mati.
Mungkin pembaca yang baik, bertanya dalam hatinya. Melik Apit Wangke itu seperti apa? Dimana tempatnya ? Apa berlaku bagi pria dan wanita? Bagaiman efeknya bagi kehidupan ? Bagaimana kalau kedua pasangan mempunyai Apit Wangke??
Kami jelaskan : Melik Apit Wangke itu berlaku bagi pria dan wanita. Melik Apit Wangke itu berupa kadengan ( titik hitam pada kelamin manusia baik hidup mati, berjumlah satu atau lebih dari satu ). Kadengan ini bisa muncul dari kecil atau sewaktu waktu ketika orang sudah dewasa.
Efeknya kebanyakan menurut sastra sastra & pengalaman nyata kami, Orang yang positif Melik Apit Wangke, emosinya tidak stabil, rejekinya mengalami kemorosotan di tengah umur, sulit jodohnya, kalaupun punya pasangan dan menikah, pasangan hidupnya akan meninggal. Jika yang lelaki berisi kadengan, sang istri yang akan umur pendek. Kalau wanita yang berisi kadengan, maka sang suami akan meninggal.
Nah, kalau keduanya berisi kadengan, bagaimana dong ?? Jawabannya : biasanya siapa yang spiritual kurang baik, misalnya jarang sembahyang, kurang melukat, itulah yang pulang duluan ke alam prajapati yaitu alam roh roh yang sudah meninggal.
Pernah juga kasus Melik Apit Wangke di Gedong Suci, keduanya berisi kadengan Apit Wangke, pertama meninggal yang lelaki, kemudian berselang 1 tahun yang wanita sakit dan juga meninggal. Namun yang paling menyedihkan, mereka meninggalkan anak yang baru masuk kelas 1 SD dan yang satunya masih 2 oton.
Duh…ingat hal ini, perasaan jadi sedih & takut. Amit…Amit Jik Ping…semoga tidak menimpa keluarga kami. Masih ingat wajah nenek itu mengantarkan cucunya metebusan melik ke Gedong Suci, karena kedua orang tuanya sudah meninggal karena melik.
Ap yang harus dilakukan ketika kita Melik Apit Wangke ??
- Harus Segera Melaksanakan Penebusan Melik Apit Wangke, di Ajeng Ida Bhatari Ratu Niang Dasar Sarinin Gumi. Kebetulan Ida Kesungsung di Gedong Suci Gedong Usadha Agung Bali Niskala. Itu sebabnya umat dari seluruh Bali & Luar Bali datang untuk melaksanakan penebusan Melik Apit Wangke kesini.
- Orang Melik Harus Manutin Sarinin Sastra Kala Tatwa, Rare Kumara Tatwa, Dharma Pewayangan, weneng dilaksanakan oleh Mangku Dalang Samirana. Ini merupakan Bisama Ida Bhatara Kala ( selengkapnya silahkan baca kisah Ida Bhatara Kala di lontar Kala Tatwa ). Secara kebetulan juga yang menjadi penisepuh/Jan Banggu Ida Bhatara di Gedong Suci, merupakan seorang Dalang Samirana yang sudah mempunyai jam terbang yang tinggi dan namanya sudah tidak asing lagi jika dikaitkan masalah hal hal niskala. Dari penebusan melik, pengobotan segala penyakit niskala, diteksi pekarangan, dan Beliau juga sudah mempunyai murid ratusan diseluruh Bali dan luar Bali. Beliau dikenal dengan nama : Panandita Nabe Jro Dalang Badra, S,Sn.
- Orang melaksanakan penebusan melik harus mutlak mempunyai Taksu yang sangat kuat. Karena taksu ini merupakan “SIM ( Surat Izin Melaksanakan Penebusan ) di Niskala”, untuk keberhasilan melaksanakan penebusan kematian akibat melik secara niskala. Apakah orang lain bisa melaksanakan penebusan melik, walau ia bukan Dalang Samirana yang mempunyai Taksu yang kuat ?. Jawabanya BISA !. Namun yang berjalan hanya seremonialnya saja secara sekala, sedangkan di niskala, biasanya menurut pengalam kami akan tidak berlaku. Karena banyak kasus terjadi di Gedong Suci, sudah metebusan melik di tempat yang bukan diruwat seorang Dalang Samirana, masih sering sakit atau tabrakan, trus mepeluasan katanya meliknya belum mendapatkan “Supatan” dari Dalang Samirana. Akhirnya ulang lagi metebusan di ( Dalang Samirana ) Ida Pinandita Nabe, Jro Dalang Badra, S.Sn.
BAGI TEMAN2 YANG INGIN IKUT ACARA INI, BISA JUGA DATANG KONSULTASI SAAT JADWAL BUKA
Selasa : Pukul 19 :00 –21 : 00 Wita
Kamis : Pukul 19 :00 –21 : 00 Wita
Sabtu : Pukul 09:00 –12 : 00 Wita
Minggu: Pukul 09:00 –12 : 00 Wita
DAFTAR TANGKIL, TLP/WA 081 246 887 662
ALAMAT : GEDONG SUCI USADHA AGUNG BALI NISKALA
Banjar Pengosekan, Desa Mas, Kecamatan, Ubud, Kabupaten Gianyar. Selatan Pura Desa dan Puseh, LIHAT PAPAN NAMA.