Gelar Kembali Upacara Atma Pratista Warak Keruron – SABTU, 25 MEI 2024.
Informasi Pendaftaran Telp/WA 081 246 887 662
DISHARE – KISAH NYATA, Seorang wanita muda, diantar pacar barunya ke Gedong Suci Usadha Agung Bali Niskala bertemu dengan Dane Pinandita Nabe Jro Dalang Badra ketika itu. Setelah ditanya maksud dan tujuannya mereka tangkil, Katanya “ Jro tiang meriki jagi melakukan Atma Pratista, tiang beberapa kali keguguran. Baru tau anak itu harus diupacarai, agar tidak ngerubeda/mengganggu dikemudian hari. Saat ini tiang telah merasa kebingungan, rejeki sret, dan karir selalu tidak ada peningkatan. Tiang juga takut nanti tiang mandul, karena ada keluarga yang mandul, setelah mepeluasan katanya sempat keguguran tidak diupacarai ”, dengan rasa sakut dan berdosa dia mengatakan itu.
Jro Nabe bertanya, ” Waktu keguguran itu, dengan pacarmu yang ini ?”
Pacarnya menjawab” Tidak..Tidak Jro… Sama tiang belum pernah melakukan itu, apalagi keguguran”
Gadis ini Menjawab” Ampura, dengan mantan pacar Jro.. yang sudah beberapa tahun putus, dan yang tiang ajak ini, pacar tiang yang baru jadian sekitar 6 bulan yang lalu. Sebelum tiang pacaran tiang sudah jujur menjelaskan, dan dia menerima tiang apa adanya “
Jro Dalang Menjawab “ Oh…baguslah. Kadang kejujuran memang menyakitkan diawal, tapi membuat hidup lega ke depan. Namun alangkah baiknya berpacaran itu tidak seperti orang suami – istri, agar kasus seperti ini tidak terjadi”
EFEK NEGATIF ORANG KEGUGURAN :
1. SULIT PUNYA KETURUNAN
2. ANAKNYA LAHIR CACAD
3. REJEKI SRET
4. RUMAH TANGGA BERANTAKAN
5. KARIR TIDAK CEMERLANG
6. DOA TIDAK PERNAH TERKABUL
7. SELALU DIHANTUI DOSA
8. DEPRESI
9. KARISMA DAN GAYA TARIK TIDAK BERSINAR
“Suksema Jro” katanya.
Singkat cerita, setelah menentukan hari baik/duasa, semua banten telah disiapkan, upacara itupun digelar. Doa permohonan maaf Pada Ida Bhatara Hyang Guru tiang dilantunkan, dan Roh-Roh Bayi mungil itupun ditarik, dibersihkan, dipakaikan kamen putih, dan dikasi maem/punjung, agar dia senang dan bahagia.
Setelah prosesi upacara itu selesai, kemudian akan dilanjutkan upacara “METEMU RARE”, dimana roh janin itu akan ditarik dan disatukan dengan orang tuanya, dan ortu orang tua ini akan merasakan kehadiran anaknya. Banyak yang menangis, terasa ngobrol, dan mendengarkan suara anaknya. Akibat hal ini, banyak ortu yang ikut upacara biasanya akan menangis, sedih dan bahagia. INGAT YANG ISTIMEWA DALAM UPACARA DISINI, WALAU SEKARANG SUDAH BANYAK YANG MENYELANGGARAKAN SEPERTI INI, HANYA DI GEDONG SUCI, ADA RITUAL SEPERTI INI. ORTU BISA MERASAKAN SECARA LANGSUNG KAHADIRAN ANAKNYA SECARA NISKALA. KALAU DITEMPAT, BIASANYA HANYA SAMPAI TINGKAT SEREMONIAL SAJA.
Nyanyian dan doa pemanggil Roh pun tiang Lantunkan, suasana di Gedong Suci sudah mulai disusupi energi Niskala, yang membuat bulu kuduk merinding. Wajah teman kita yang mengikuti upacara ini pun, mungkin sudah mulai sedih, karena merasa bersalah dan mungkin takut kalau anaknya akan marah .
Tanpa Menunggu Lama, seorang ibu pun, menangis tersedu-sedu, dan mengelus Klungah yang menjadi simbul anaknya. Ia menangis, manggut manggut, serta seolah biacara dalam hatinya. Entah yang dia rasakan dan lihat, itu rahasia dia dengan alam.
Namun setelah upacara selesai, Jro Dalang penasaran, dan bertanya pada ibu itu, apa yang dia alami tadi. Katanya : “ Tiang mendengar kata Ibuk….memanggil” Itu kata yang pertama kali keluar. Setelah itu tiang menjawab dalam hati” Ngih…Ning……niki ibu meriki. Jagi pacang ngupecarin cening ajak mekejang. Ampura Ibuk…ning….ibu keguguran, ibu setres duaning bapak cening tusing enyak nyuang ibu. Ia nganten ngajak anak len. Ibu… tusing sengaja, cening keguguran. Ene mekejang pelih bapan ceninge!” Ibu ini menangis.
Ibu lagi bercerita, katanya anaknya menjawab “Ibu bisa dogen, tusing merasa pelih. Ibu tusing patuh-patuh demen pidan dugas ngardi tiang? “
Mendengar hal itu, ibunya berkata dalam hati” Ampurang ibu..ning…ampura. Apa tagih cening…..lakar tuwutin ibuk. Angon ibu nebus dosan ibuk Ning…!”.
Katanya anaknya menjawab “ seken tiang dadi nagih? Mekejang lakar tuwutin Ibu?” Ibunya menjawab “ ngih…ning……”
Anaknya manjawab “ TIANG NGIDIH ANGKIHAN IBU, DADOS? Mangda Ada Ajak Tiang Dini, Ngerawat Adik Dik Tiang Ajak Mekejang Dini”
Mendengar permintaan anaknya, Ibu ini Syok…dan menangis histeris” ampurang…….ampurang ibu ning….”. Kemudian Ibunya minta maaf dalam hati sambil menyembah dan sujud dilantai.
Singkat cerita anaknya pun mau mengampuni Ibunya, dan katanya akan mencari ayahnya. Sebelum kembali ke tempat sepatutnya. Beberapa tahun upacara ini telah digelar, ibu anak ini yang dulunya kebingungan, kesakitan dan rejekinya sret berangsur angsur baik. Dia pun sudah menikah, dan punya anal normal dan ganteng.
Apakah itu Upacara Atma Pratista ??
Upacara Atma Pratista ( Warak Keruron/Pengepuh Ayu, Danda Barunana dan Gurupiduka ) untuk yang pernah menggugurkan karena tidak disengaja/alasan kesehatan. Misalnya di kuret karena janin tidak berkembang, ambil anggur, usia ibu belum cukup untuk hamil, janin cacad, hamil diluar kandungan pendarahan,sudah meninggal dalam kandungan. ( BUKAN KARENA DI SENGAJA ). Untuk Yang Keguguran Misalnya karena pendarahan, jatuh, salah Minum Obat, Ibunya Sakit, Disakiti Manusa Sakti, dll. Usia Kandungan mulai 1 Minggu, dan seterusnya. Walau tidak berwujud, atau hanya berupa darah. Karena yang diupacarai, Roh nya Bukan Darahnya, dan Wujudnya.
“ Efek dari orang yang pernah Keruron tidak diupacarai itu, cakranya ketutup, Rejeki Gali Lobang Tutup Lobang, kesakitan tengah umur, anak yang lahir cacad/kalau normal biasanya ambeknya keras, susah punya pacar bagi yang belum nikah, ribut tidak tentu bagi yang telah berumah tangga. Mandul, bingung, dan masih banyak yang lainnya. Kalau sampai ibu dan suami meninggal, anak itu juga tidak diupacarai. MAKA ANAK IBU YANG MASIH HIDUP AKAN KENA KUTUK 7 KETURUNAN. Artinya dalam kehidupan selalu sengsara, Nenten Nemu Widhi Maring Keuripan. Doanya tidak pernak akan terkabul sampai akhir hidupnya.
SEGERA GELAR WARAK KERURON
AGAR ROH JANIN ITU TIDAK “NGERUBEDA”
Upacara Atma Pratista/Warak Keruron merupakan penyucian roh bayi, yang keguguran secara tidak sengaja. Mulai usia kandungan seminggu dan seterusnya dalam kandungan.
Mekiret/Keguguran bukan karena disengaja melainkan disebabkan oleh janin tidak berkembang, ibunya sakit, jatuh, pendarahan, salah makan, kecapean, hamil anggur dan lain sebagainya.
Bagaimana kalau disengaja???
Tentu itu dosannya sangat besar, selain harus dipertanggung jawabkan secara hukum yang berlaku secara sekala dan secara hukum niskala, seperti upacara Warak Keruron kalau hal itu sudah terlanjur terjadi. Kalau belum, jangan sekali sekali punya niat untuk menggugurkan kandungan, bisa kena kutuk 7 keturunan, hidup generapi penerus tidak “ nemu Widhi/Sangsara”.
Bagi teman-teman yang mengalami keguguran/habis mekiret, segeralah diupacarai Pengepuh Ayu Gurupiduka/Warak Keruron/Atma Pratista, agar roh janin itu tidak ngerubeda. Membikin orang tuannya kesakitan, rejeki sret, mandul, banyak masalah, bangkrut dan lain sebagainya.
Menurut sarinin sastra salah satunya, Lontar Rare Angon, atau mungkin banyak lagi sastra sastra lainnya yang memuat tentang keruron/keguguran, karena sebab diatas, sebaiknya melaksanakan Upacara ini sesegera mungkin, sebelum roh anak itu ngerubeda pada kehidupan orang tuanya.
Sudah ribuan umat menyelenggarakan upacara ini di tempat kami. Kalau dihitung per bulan kisaran 70 -100 orang. Menurut pengalaman kami, kasus kehidupan yang diakibatkan oleh keguguran yang tidak diupacarai ini.
Kalau dipersentasekan 40 % mengalami kesakitan di tengah umur ( umur diatas 50 th mengalami sakit tak jelas/tak kunjung sembuh).
Selain itu 30 & mengalami kemerosotan rejeki/bangkrut/pengasilan banyak tapi tetep kekurangan, dan 30 % mengalami masalah percintaan, sulit jodoh, ribut dalam rumah tangga bagi yang sudah nikah, sulit mempunyai keturunan, jika punya anak tidak teteg/cacad/tidak bisa dinasehati & perceraian.
Banyak juga yang menyangkal ketika masih sehat, kantong tebal. Anak yang gugur itu tidak patut diklungkah, karena masih berupa darah, belum berwujud dan lain sebagainya.
Memang sangat bener itu TIDAK PERLU DIKELUNGAH. KARENA Upacara NGELUNGAH ITU UPACARA UNTUK BAYI YANG TELAH LAHIR MENINGGAL SETELAH KEPUS PUSER. UPACARA NGLUNGLAH UNTUK BAYI BUKAN UNTUK JANIN. Kalau masih janin, upacaranya Atma Pratista/Pengepuh Ayu & Guru Piduka/ Warak keruron.
Sangat Penting DIKETAHUI, kami sudah melaksanakan upacara warak keruron ini, semenjak tahun 2008. Saat itu tidak belum begitu ramai, orang melaksanakannya. Kini sudah banyak sekali, orang yang melaksanakan di tempat-tempat spiritual yang melaksanakan upacara. Itu hal yang sangat baik, berarti pemahaman kita sebagai umat semakin luas tentang ajaran agama.
Namun, bagi teman2 yang awam terhadap hal seperti ini. Perlu kami jelaskan ada beberapa kelebihan jika upacara warak keruron di tempat kami.
1. Upacara Warak Keruron ini, sudah langsung sekalian dengan Pabayuhan Sang Hyang Semara Rekha. Jadi upacara Warak Keruron, untuk mengupacai anak yang gugur. Sedangkan Pebayuhan Semara Rekha, Untuk penyucian kembali orang tua Pasca Keguguran. Jadi “sekali dayung 2 pulau terlampaui” ( Di tempat lain hanya Warak Keruron saja ).
2. Dalam rangkain upacara warak keruron di tempat kami, berisi acara “MEGENDU WIRASA RARE”, jadi biasanya setiap orang ikut upacara akan bisa merasakan kedatangan roh anaknya langsung. Mereka menangis dan saling curhat dalam hati meminta maaf. ( Di tempat lain tidak ada ).
3. Upacara kami ada secara tertutup/tidak boleh direkam/difoto tanpa izin dan dipublikasikan. Kenapa ? Untuk melindungi identitas yang ikut upacara agar tidak tersebar luas di media sosial, dan yang bisa menimbulkan isu sara. Karena banyak yang ikut upacara Nyilib ( rahasia ) dari keluarganya karena masalah masalalu.
INGIN MENGGELAR UPACARA WARAK KERURON ? SILAHKAN TLP/WA 081246887662
BAGI TEMAN2 YANG INGIN IKUT ACARA INI, BISA JUGA DATANG KONSULTASI SAAT JADWAL BUKA
Selasa : Pukul 19 :00 –21 : 00 Wita
Kamis : Pukul 19 :00 –21 : 00 Wita
Sabtu : Pukul 09:00 –12 : 00 Wita
Minggu: Pukul 09:00 –12 : 00 Wita
Daftar Tangkil, Tlp 081 246 887 662
ALAMAT : GEDONG SUCI USADHA AGUNG BALI NISKALA
Banjar Pengosekan, Desa Mas, Kecamatan, Ubud, Kabupaten Gianyar. Selatan Pura Desa dan Puseh, LIHAT PAPAN NAMA.
DILARANG MENG COPY PASTE ARTIKEL INI TANPA IZIN, KARENA ITU MERUPAKAN KEJAHATAN YANG TIDAK BERADAB. TULISAN ADALAH SEBUAH KARYA KEKAYAAN INTLEKTUAL YANG PATUT DIHARGAI & MEMILIK HAK CIPTA, BAGI PLAGIATOR BISA DITUNTUT SECARA HUKUM.